Sabtu, Desember 13, 2008

Kejurda Inkado Junior Sulut Diikuti 246 Karateka

Sabtu, 13 Desember 2008

MANADO-Kejuaraan Daerah Inkado Junior Sulut yang mulai dilangsungkan, Jumat (12/12) kemarin, ternyata mampu menghipnotis para karateka Nyiur Melambai yang bernaung diperguruan tersebut.

Diluar dugaan, prediksi sebelumnya yang hanya sekitar 100-an karateka yang bakal ikut serta, dalam kejurda kali ini ternyata mampu membumbung jauh menjadi 246 karateka. “Saya tak menyangka akan sebanyak ini karateka yang ikut serta. Dengan ini membuktikan bahwa Inkado Sulut termasuk sukses dalam pembinaan di daerah-daerah,” ujar ketua Korda Inkado Sulut Drs Ferdinand Mewengkang MM.

Sebelumnya, Ketua Dewan Guru Inkado, GA Pesik yang juga didaulat untuk membuka kejuaraan mengatakan salut atas Inkado Sulut yang telah menggelar kegiatan turnamen tersebut. Diapun tampaknya memuji kiprah Inkado Sulut yang juga telah mampu mensejajarkan diri dengan perguruan Inkado lain dipentas nasional dengan mampu diperingkat keempat di kejurnas barusan.

“Dalam Kejurnas Inkado lalu di Makassar Sulut mampu meraup 5 emas, 5 perak dan 6 perunggu. Ini merupakan bukti bahwa pembinaan karate Inkado telah eksis. Saya memuji tangan dingin pak Mewengkang yang telah memajukan perguruan ini,” kata dia. Dia berharap, dengan adanya iven kejurda seperti itu akan semakin mengangkat nama Sulut dipentas nasional mendatang.

Sementara khusus untuk Ujian Dan, Sabtu (13/12) besok, Pesik meminta, agar karateka Sulut mampu menguasai materi karate dan berharap khusus untuk tahun ini semua yang akan ikut ujian bisa lulus. “Tahun 2005 lalu, saya juga diundang untuk mengadakan Ujian Dan. Namun sayang, 60 persen yang ikut ujian ternyata gagal. Untuk kali ini saya berharap semua yang akan ikut bisa lulus. Salah satu bekal untuk mengikutik ujian, hanya satu, yaitu kesiapan diri,” tutur dia.

Kendati acara pembukaan dibuka jam 16.00 wita, namun telah ada beberapa kelas yang telah dipertandingkan sejak pagi kemarin. “Telah dipertandingkan sejak pagi. Untuk besok hari (hari ini, red) akan ada lanjutan pertandingan yang akan dirangkaikan setelahnya dengan Ujian Dan,” kunci June Silangen, Sekretaris Panpel.(jlo)


Sumber: http://www.hariankomentar.com/

Sabtu, November 08, 2008

Definisi Karate

Karate berasal dari pengucapan dalam bahasa Okinawa “kara” yang berarti Cina dan “te” yang berarti tangan. Selanjutnya arti dari dua pengucapan itu adalah tangan Cina, teknik Cina, tinju Cina. Selanjutnya sekitar tahun 1931 Gichin Funakoshi – dikenal sebagai Bapak Karate Moderen – mengubah istilah karate ke dalam huruf kanji Jepang yang terdengar lebih baik.

Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah menggunakan istilah karate dalam huruf kanji Jepang. Dalam pertemuan bersama para master di Okinawa makna yang sama diambil. Dan sejak saat itu istilah “karate” dengan huruf kanji berbeda namun pengucapan dan makna yang sama digunakan sampai sekarang.

Saat ini istilah karate berasal dari dua kata dalam huruf kanji “kara” yang bermakna kosong dan “te” yang berarti tangan. Karate berarti sebuah seni bela diri yang memungkinkan seseorang mempertahankan diri tanpa senjata.

Menurut Gichin Funakoshi karate mempunyai banyak arti yang lebih condong kepada hal yang bersifat filsafat. Istilah “kara” dalam karate bisa pula disamakan seperti cermin bersih yang tanpa cela yang mampu menampilkan bayangan benda yang dipantulkannya sebagaimana aslinya. Ini berarti orang yang belajar karate harus membersihkan dirinya dari keinginan dan pikiran jahat.

Selanjutnya Gichin Funakoshi menjelaskan makna kata “kara” pada karate mengarah kepada sifat kejujuran, rendah hati dari seseorang. Walaupun demikian sifat kesatria tetap tertanam dalam kerendahan hatinya, demi keadilan berani maju sekalipun berjuta lawan tengah menunggu.
Demikianlah makna yang terkandung dalam karate. Karena itulah seseorang yang belajar karate sepantasnya tidak hanya memperhatikan sisi teknik dan fisik, melainkan juga memperhatikan sisi mental yang sama pentingnya. Seiring usia yang terus bertambah, kondisi fisik akan terus menurun. Namun kondisi mental seorang karateka yang diperoleh lewat latihan yang lama akan membentuk kesempurnaan karakter. Akhiran kata “Do” pada karate-do memiliki makna jalan atau arah. Suatu filosofi yang diadopsi tidak hanya oleh karate tapi kebanyakan seni bela diri Jepang dewasa ini (Kendo, Judo, Kyudo, Aikido, dll)
Sumber : http://www.fokushotokan.com/definisi.html

Sabtu, November 01, 2008

Mempersiapkan Karate di PON 2012

Sabtu, 01 November 2008
Karate Riau sangat sulit untuk dapat menunjukkan prestasinya, karena hanya sarana latihan serta dukungan finansial yang cukup bagus akan tetapi sumber daya manusianya masih kurang. Hal ini dapat kita buktikan bahwa sampai saat ini kepengurusan Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Provinsi Riau belum solid dan belum dapat berprestasi di tingkat nasional.

Keadaan ini dapat diperkuat dengan beberapa alasan antara lain pasca-Musprov Forki Riau pada Desember 2006 yang lalu sampai saat ini, telah lebih dua tahun, kepengurusan yang terbentuk belum juga dilantik/dikukuhkan oleh PB Forki, sehingga roda organisasi tidak berjalan sebagaimana mestinya karena dijalankan oleh segelintir orang yang hanya mengedepankan kepentingan pribadi, tapi tak dapat bertanggung jawab terhadap peningkatan prestasi. Pekerjaan yang dikerjakan tidak lagi sesuai dengan porsinya, sehingga mencerminkan bahwa organisasi tidak lagi dikelola profesional.

Contoh yang lebih konkret, pada saat pra kualifikasi PON Kaltim, karateka Riau secara nyata tidak ada yang lolos, meski sudah dilatih pelatih nasional asal Sumbar, dan dibantu oleh asisten pelatih lokal. Ironisnya Sumbar bisa merekrut pelatih yang lebih bagus dari Riau, alhasil mampu meloloskan sebanyak delapan orang atletnya untuk dapat bertarung di ajang PON Kaltim.

Berikutnya kemampuan atlet karate Riau kembali diuji pada saat Mendagri Cup di Palembang, karateka Riau ditangani pelatih lokal yang notabenenya adalah asisten pelatih ketika mengikuti pra-PON, hasilnya juga gagal dan tidak satu kepingpun medali dapat dibawa pulang untuk Bumi Lancang Kuning. Meskipun akhirnya Riau juga mengikutsertakan satu orang atlet cabang karate pada PON Kaltim 2008 yang lalu, hal itu merupakan hadiah PB FORKI yang dikenal dengan istilah Wildeard.

Sebagai insan karate kita melihat Provinsi Riau memiliki ratusan bahkan ribuan orang karateka yang berbakat dan tersebar di beberapa daerah bukan hanya di Pekanbaru saja. Akan tetapi mereka perlu mendapat sentuhandan polesan dari pelatih yang benar-benar memiliki kompetensi serta mempunyai kualitas atau bahkan juga memiliki sertifikasi yang jelas, sehingga kemampuannya dalam menstransfer ilmu dapat terukur dan hasil yang ia capai dapat pula dipertanggungjawabkan, apabila ia gagal dan tidak mampu mencapai target yang telah disepakati bisa saja kita istirahatkan atau bahkan kita ganti dengan pelatih yang lainnya.

Kita tidak mengecilkan arti dari pelatih lokal yang ada, mungkin mereka memang mantan atlet, namun kemampuannya dalam menstransfer ilmu dan keterampilan yang ia miliki perlu kita pertanyakan karena selama ini hasil yang telah dicapai jangankan anak asuhnya mampu melebihi prestasi yang pernah ia capai, namun untukmencapai hasil sama saja, anak asuhnya tidak mampu. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa seorang mantan atlet yang hebat belum tentu mampu menghasilkan anak asuh (atlet) yang hebat pula tanpa didukung ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang olahraga (Iptkor). Pada cabang olahraga karate banyak orang yang bisa menjadi pelatih tetapi tidak banyak orang yang mampu melatih sesuai dengan asas dan prinsip latihan.

Menyikapi persoalan di atas, sebagai insan karate yang sangat merindukan bahwa atlet karate Riau mampu meraih prestasi di ajang bergengsi sekaliber PON serta mengharumkan nama Bumi Lancang Kuning, sehingga cabang olahraga karate juga mendapat kesempatan menjadi cabang olahraga yang diunggulkan untuk dapat memperbanyak perolehan medali emas saat Riau menjadi tuan rumah PON 2012 nantinya.

Untuk itu tidak ada jalan lain seperti ungkapan yang telah diutarakan ketua harian KONI Riau ketika pelaksanaan Musprov PSTI Riau bahwa KONI akan melakukan pemantauan terhadap kepengurusan yang telah terbentuk selama satu tahun pertama, apabila tidak dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik maka bisa saja dilakukan Musprovlub. Begitu juga untuk cabang olahraga lainnya.

Sepertinya apa yang dikatakan ketua harian KONI tersebut sangat tepat untuk dijadikan sebagai dasar agar FORKI Riau segera melakukan Musprovlub. Sehingga orang-orang yang ditunjuk untuk mengisi susunan kepengurusan betul-betul orang yang memiliki kompetensi serta mampu mengerjakan pekerjaan yang diembankan kepadanya dan diberi kepercayaan penuh untuk merancang dan melaksanakan program yang dapat memacu peningkatan prestasi karate di Riau ini. Tiap-tiap pengurus harus bekerja sesuai dengan tugasnya dan tidak ada pekerjaan yang tumpang tindih atau sebaliknya one man show. Kemudian pengurus yang ada harus menghargai konsep sistem, sehingga tidak seenaknya mengambil keputusan tanpa dasar yang kuat dan jelas, meskipun bukan merupakan kewenangan yang bersangkutan.

Terlepas dari persoalan di atas masih ada hal yang sangat mengkhawatirkan segenap insan karate di Riau di mana saat ini tidak jelas siapa penentu kebijakan di FORKI Riau sehingga tidak jelas pula kemana arah dan sasaran pembinaan prestasi cabang olahraga karate yang dilakukan oleh FORKI Riau, hal ini telah berlangsung sejak periode kepengurusan FORKI sebelumnya, sehingga kondisi seperti ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang hanya mengejar keuntungan pribadi tanpa peduli dengan peningkatan prestasi yang seharusnya dipertanggungjawabkan kepada KONI Riau.

Melalui wacana ini kita mengimbau segenap pengurus karate yang selama ini telah menunjukkan eksistensinya terhadap kemajuan karate di Riau, serta pengurus FORKI yang se-Riau untuk mendesak agar Forki Riau segera menggelar Musprov, dan kita berharap nantinya KONI Riau juga berkenan memfasilitasi serta merekomendasikan atau bahkan menginstruksikan agar FORKI Riau segera melaksanakan Musprovlub, sehingga terbentuknya susunan kepengurusan yang solid sebagai langkah awal menyongsong Riau tuan rumah PON 2012.***
Drs Syaiful Bahri,
Ketua Keluarga Sabuk Hitam (KSH) INKADO Riau

Selasa, Oktober 21, 2008

Nur Iswanto, Ketua Baru Inkado Sumsel

Tuesday, 21 October 2008

PALEMBANG - Spirit tinggi di usung Nur Iswanto. Ketua baru Inkado (Indonesia karatedo) Korda II Sumsel, bertekad untuk lebih memajukan prestasi Inkado Sumsel. Tak hanya tingkat nasional, tapi berambisi juga di level international.
“Kami sangat berharap bimbingan ketua lama. Sekaligus terus berkoordinasi untuk bersama-sama memajukan prestasi karate Sumsel. Khususnya Inkado Sumel sendiri,” ungkap Nur Iswanto, usai serah terimah jabatan dari ketua Inkado lama Maramis, di Saiya Sakato tadi malam (20/10).
Nur Iswanto sendiri akan mengemban jabatan barunya, periode 2008 hingga 2013. Kepengurusan baru ini tertuang dalam Surat Keputusan Nomor : 022/ kep-Ind/10-2008, tertanggal 17 Oktober 2008.
Kepengurusan lainnya, di antaranya wakil ketua dijabat Mirwan Ramli. Sekretaris Yuniar, serta bendahara dijabat Srikandi. Kepengurusan ini dibantu dua bidang. Yaitu organisasi dan pembinaan. Di samping itu, dibantu pula seksi-seksi, yaitu perwasitan, pertandingan, humas, perlengkapan, dan pembantu umum.
“Prestasi yang telah ada, tentu akan kami tingkatkan lagi. Langkah awal, kami akan melakukan koordinasi. Terutama dengan ranting-ranting Inkado,”pungkas anggota DPRD Sumsel.
Prestasi Inkado Sumsel patut dibanggakan. Diantaranya juara Kejurwil III Sumatera-Jaya di Lampung, 13 hingga 15 Juli 2007. kemudian juara di Mahesa Cup di Jakarta, 9 hingga 11 Mei 2008. Juara Presiden cup 2008. Juara III di PON Sumsel 2004. Serta juara Marinir Cup, di Jakrta 17 hingga 19 Nopember 2006. (mg2)


Sumber: http://sumeks.co.id/

Sabtu, Oktober 11, 2008

Nakayama - Antara Legenda & Kontroversi

Posturnya terlihat tegap dan kuat. Sorot matanya tajam, kadangkala terkesan dingin bagi beberapa orang. Sebagian mengaguminya sebagai figur yang berwibawa dengan keahlian karate yang tidak diragukan lagi. Sebagian membencinya karena tindakannya yang dianggap melanggar larangan sang guru. Kontroversial, adalah kata yang sering melekat padanya. Namun tidak diragukan lagi, dia juga salah satu loyalis dari Bapak Karate Moderen. Jika Funakoshi menyebarkan karate di Jepang, maka dirinya telah menyebarkan karate ke penjuru dunia.

Masatoshi Nakayama adalah salah satu tokoh awal karate Shotokan. Namanya terkenal karena merubah fungsi karate sebagai kompetisi olah raga, sebuah cita-cita yang tidak pernah diinginkan oleh Funakoshi yang menggunakan karate sebagai “do”. Dilahirkan di Prefektur Yamaguchi tanggal 13 April 1913, Nakayama masih mempunyai hubungan dengan klan Sanada yang legendaris. Keluarga Nakayama secara turun-temurun menguasai bela diri tradisional Jepang. Naotoshi (ayahnya) belajar judo sedangkan Naomichi (kakeknya) terkenal sebagai instruktur kendo ternama. Antusias pada bela diri agaknya mengalir dalam darah Nakayama yang juga berlatih kendo dan judo sejak anak-anak.

Saat usianya beranjak remaja, Nakayama pindah ke Taiwan untuk meneruskan sekolahnya. Sebagai anak muda yang bersemangat, Nakayama terlibat dalam banyak kegiatan klub seperti atletik, renang, tennis dan ski. Meski sangat sibuk Nakayama tidak melupakan latihan kendonya. Sang kakek sangat gembira melihat cucunya menggeluti bela diri yang sama dengannya. Dirinya berharap agar kelak Nakayama akan mengikuti jejaknya sebagai instruktur kendo. Namun ternyata hal lain justru ada dalam benak Nakayama. Belajar di Taiwan agaknya menimbulkan rasa penasaran sekaligus keinginan untuk pergi Cina. Namun saat itu tidak mudah mencapainya karena dibutuhkan biaya yang tinggi. Nakayama kemudian memilih Universitas Takushoku untuk mewujudkan impiannya. Saat itu lulusan Takushoku memang banyak dikirim ke negara Asia untuk bekerja atau sebagai wakil Jepang.

Tahun 1932 diam-diam Nakayama mengikui tes masuk di Universitas Takushoku dan berhasil lulus. Nakayama sangat beruntung karena Takushoku terkenal sebagai universitas dengan koleksi bela diri tradisional Jepang yang lengkap. Dengan demikian dirinya tidak perlu susah-susah melanjutkan latihan kendonya. Saat jadwal latihan untuk seluruh kegiatan klub akhirnya diterbitkan, Nakayama ternyata keliru membaca jadwal latihan kendo yang terbalik dengan karate. Begitu datang ke dojo, Nakayama baru menyadari bahwa dirinya hadir di hari yang salah. Meski kecewa, Nakayama tidak langsung pulang, melainkan ingin melihat latihan karate dari dekat.

“…Di surat kabar aku telah membaca tentang karate, namun aku tidak begitu banyak mengetahuinya, karena itu kuputuskan untuk duduk dan melihatnya sebentar. Tidak lama, seorang laki-laki tua datang ke dojo dan mulai memberi aba-aba pada para murid. Dia benar-benar sangat ramah dan tersenyum pada siapapun, tapi tidak diragukan lagi bahwa dia adalah instruktur kepala. Hari itu, aku melihat Master Funakoshi dan karate untuk pertama kalinya. Aku menyukainya dan karena itu aku ingin mencoba karate pada latihan berikutnya, karena dengan pengalamanku di kendo seharusnya karate akan lebih mudah. Pada latihan berikutnya, dua hal yang terjadi telah mengubah hidupku; Pertama, aku benar-benar telah lupa dengan kendo, dan kedua, aku menemukan bahwa seluruh teknik karate ternyata tidak mudah dikerjakan. Sejak hari itu hingga sekarang, aku tidak pernah kehilangan semangat untuk berusaha menguasai teknik karate-do.”

Begitulah, Nakayama kemudian mulai menjalani latihan karate di Takushoku yang terkenal paling berat dan melelahkan. Saat itu hanya ada dua macam latihan karate, yaitu memukul makiwara sekitar 1000 kali dan mengerjakan satu macam kata 50-60 kali. Latihan yang membosankan namun menuntut fisik dan semangat yang prima itu berlangsung selama 5 jam. Akibatnya tidak banyak murid yang mampu bertahan, hingga dalam waktu 6 bulan hanya tersisa sedikit saja. Nakayama terus bertahan dan mengerjakan seluruhnya tanpa mengeluh.

Setahun setelah Nakayama bergabung dengan klub karate, latihan kumite mulai diperkenalkan. Tahun 1933 berturut-turut gohon kumite (5 teknik), sanbon kumite (3 teknik) dan ippon kumite (1 teknik) mulai diajarkan. Nakayama yang sebelumnya telah belajar kendo tidak begitu kesulitan dengan latihan model baru ini. Tahun 1934 kumite setengah bebas (jiyu ippon kumite) diajarkan dan ternyata mendapat respon yang positif dari kalangan mahasiswa. Model kumite ini adalah inovasi dari Yoshitaka Funakoshi yang terinspirasi dari latihan kendo. Sayangnya Nakayama saat itu telah pergi ke Cina hingga tidak begitu lama merasakan jiyu ippon kumite. Saat itu latihan kumite dianggap sebagai pengusir kebosanan dengan latihan Funakoshi yang hanya fokus pada kihon dan kata saja.

Tahun 1937 menjadi tahun yang melelahkan namun menggembirakan bagi Nakayama. Saat itu Nakayama berhasil lulus dari Takushoku namun harus pergi ke Cina sebagai wakil pertukaran pelajar dengan Universitas Peking. Nakayama dipilih karena termasuk pemuda yang pandai, apalagi sebelumnya telah belajar bahasa Cina di sela kesibukan karatenya. Saat akan kembali ke Jepang, Nakayama ternyata harus menundanya karena bekerja untuk pemerintah Cina selama beberapa waktu. Tahun 1946 Nakayama baru kembali ke Jepang, setahun setelah negara itu mendapat mimpi buruk akibat kalah perang. Saat itulah Nakayama mendapati kenyataan pahit dengan banyak rekannya di dojo telah tewas. Meski sulit, Nakayama berusaha mengumpulkan mereka yang pernah aktif berlatih karate dan mencoba mengorganisir latihan seperti sebelum perang. Tahun 1947 Nakayama menjadi instruktur kepala di Takushoku menggantikan Funakoshi. Upaya Nakayama berhasil mengembalikan reputasi Takushoku sebagai yang paling aktif dalam karate sesama dojo universitas.

Angin perubahan dunia karate Jepang terjadi tahun 1949 saat dibentuk Japan Karate Association (JKA). Organisasi ini muncul setelah beberapa murid senior Funakoshi menginginkan satu wadah yang resmi karate. Lebih jauh untuk menyatukan seluruh praktisi karate Jepang yang tercerai berai pasca perang. Meskipun dalam JKA Funakoshi bertindak sebagai guru besar kehormatan, namun usia yang telah lebih dari 80 tahun membuatnya tidak mungkin bertindak sebagai instruktur. Karena itulah Nakayama dipilih sebagai instruktur kepala mewakili Funakoshi. Tidak lama sesudahnya, tahun 1952 bagian pendidikan jasmani di Takushoku meminta bantuannya sebagai staf pengajar. Posisi itu adalah awal karirnya, karena di masa mendatang Nakayama menjadi kepala di divisi tersebut.

Setelah Funakoshi meninggal dunia, Nakayama berperan besar dalam proses awal JKA hingga menjadi besar seperti sekarang. Selain sebagai instruktur kepala, Nakayama melakukan banyak riset dalam karate. Agaknya posisi yang dekat dengan dunia akademis membuat Nakayama tidak kesulitan dengan hal itu. Hasilnya adalah apa yang terlihat dalam JKA moderen saat ini tampil sebagai organisasi karate yang terbesar di dunia. Ada tiga hal utama yang dianggap sebagai inovasi terbaik dari Nakayama, yaitu: menyebarkan karate ke penjuru dunia, program pelatihan calon instruktur JKA dan kompetisi karate. Meski banyak mendapat repon positif, seluruhnya program itu masih menyisakan pro dan kontra bahkan hingga kini.

Untuk mendukung promosi Shotokan JKA, Nakayama menerbitkan banyak buku karate. Diantaranya adalah “Dynamic Karate” (1965, 2 volume), Best Karate (1977, 11 volume), “Katas of Karate” (5 volume) dan “Superior Karate” (11 volume). (bersambung)
Sumber : http://www.fokushotokan.com/

Jumat, September 05, 2008

Inkado Turunkan Karateka Terbaik Kejurnas Piala Kasad IX

02 September 2008
Induk Karate Indonesia Karatedo (Inkado) akan menyiapkan karateka terbaiknya pada Kejuaraan Nasional Karate Piala Kasad IX yang akan berlangsung di Jakarta Desember mendatang.
Pelatih Induk Indonesia Karatedo Inkado, Muhamad Gusti di serpong Tangerang menjelaskan, pada kejurnas tersebut Inkado akan turun full team. Menyingug tentang target, Muhamad Gusti menambahkan, akan berusaha untuk menjadi yang terbaik.
Menurut Muhamad Gusti, untuk menyiapakan karateka terbaiknya untuk berlaga di Piala Kasad IX/2008, Inkado dalam waktu dekat akan menyelenggarakan seleksi nasional berdasarkan pemantauan hasil Kejuaraan nasional Inkado di Maksar Sulawesi Selatan, awal tahun 2008 lalu.

Selasa, September 02, 2008

INKADO NTT Gelar Gasuku dan UKT

KUPANG, Timex-Meski baru terbentuk di NTT Agustus lalu, salah satu perguruan karate yang bernaung di bawah payung Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI) NTT langsung melakukan aksi. Akhir pekan lalu, INKADO Korda NTT melakukan kegiatan Gasuku dan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) baru para karatekanya yang ada di Kupang. Kegiatan yang dilaksanakan di halaman SMPN 14 Kupang itu berlangsung, Sabtu (30/8) dan Minggu (31/8).

Sekretaris INKADO Korda NTT, Octo Lomi yang juga ketua tim penguji kepada koran ini, Minggu (31/8) mengatakan, untuk kegiatan Gasuku diikuti 106 atlet, dimana 33 karateka adalah atlet perempuan. Sedangkan yang mengikuti UKT berjumlah 93 orang (29 perempuan). Untuk UKT, yang mengikuti ujian kenaikan ke ban Coklat sebanyak 2 orang, Biru (4 orang), Biru ke Kyu IV (1 orang), Hijau (4 orang), Kuning (29 orang) dan Putih (53 orang).

"Kegiatan ini merupakan program INKADO NTT semester pertama tahun 2008. Dalam Ujian ini materi yang diberikan berupa teknik Kihon, Kata/jurus dan komite," beber Octo Lomi.

Dikatakan, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan menjalankan program INKADO Pusat serta untuk peningkatan kualifikasi atlet dalam menghadapi berbagai even ke depan. Octo Lomi menyebutkan, kegiatan Gasuku ini melibatkan anggota Majelis Sabuk Hitam (MSH) INKADO NTT, antara lain Octo Lomi (Dan III) sebagai ketua tim penguji, Beny Yermias (Dan III), Dance Yermias (Dan I), Sebabu (Dan I), Anto E. Yusuf (Dan I), Rony Tenis (Dan I), Teguh (Dan I), dan Leni (Dan I). "Hasil ini baru akan diketahui satu minggu setelah ujian," pungkas Octo Lomi. (aln)
Sumber: Timor Express

Kamis, Agustus 14, 2008

Terbentuk, Korda INKADO NTT

SPORT Kamis, 14 Aug 2008
KUPANG, Timex-Salah satu aliran perguruan karata yang bernaung di bawah payung Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI) terbentuk di NTT. Perguruan dimaksud adalah Ikatan Karate-Do Indonesia atau disingkat INKADO.
Terbentuknya INKADO Koordinator Daerah (Korda) NTT ini ditandai dengan telah dibentuknya badan pengurus Korda dengan sususan sebagai berikut, Ketua Umum Korda INKADO NTT, Ir. Simon P. Messah, M.Si, Ketua Harian, Buce M. Lioe, S.IP, SH, Sekretaris Umum, Octo W. Lomi yang merangkap sebagai Ketua Majelis Sabuk Hitam (MSH) serta Komisi Teknik, Beni Yermias, S.Pd (MSH DAN III).

Pendirian dan terbentuknya susunan kepengurusan INKADO KORDA NTT ini diungkapkan Sekretaris Umum Korda INKADO NTT, Octo W. Lomi kepada koran ini di Kupang kemarin (13/8).
Menurut Octo Lomi, pendirian INKADO di NTT ini sudah melalui prosedur yang berlaku, yakni telah terdaftar di induk organisasi dalam hal ini FORKI.

Selain itu, kata Octo Lomi, jumlah anggota MSH yang terdaftar di INKADO NTT sebanyak 24 orang dengan kualifikasi DAN I - DAN III. "Dengan kualifikasi ini, organisasi INKADO di NTT dapat ditumbuhkembangkan bila ditinjau dari segi teknis maupun penguasaan managemen ditingkat organisasi," kata Octo Lomi.

Octo Lomi menyebutkan, sebagai Korda INKADO NTT, beberapa bakal koordinator cabang (Korcab) juga telah siap mendaftarkan diri, baik yang ada di daratan Timor, Flores, Sumba maupun Lembata. "Sebagai organisasi beladiri baru di NTT, tentunya ada yang berminat untuk bergabung.

Karena itu, bagi yang ingin beralih masuk ke INKADO, dipersilahkan, tentunya dengan membawa persyaratan berupa surat pengunduran diri dari perguruan yang dipeluk sebelumnya, surat permohonan ke INKADO untuk bergabung serta foto copy sertifikat/ijasah sebanyak satu lembar," jelas Octo Lomi.

Octo Lomi mengungkapkan, setelah pendirian organisasi INKADO dan pembentukan pengurus, direncanakan, perguruan ini akan dikukuhkan oleh Koordinator Nasional (Kornas) yang direncanakan berlangsung di Kupang akhir Agustus ini. "Pelantikannya akan dilakukan langsung Ketua Umum Kornas INKADO bapak Ghazapak yang datang bersama Sekjen Kornas Yusanan Arifin (DAN IV) serta Ketua Dewan Guru bapak I Gusti (DAN VIII)," beber Octo Lomi.

Octo Lomi juga menyebutkan, pada saat pengukuhan nanti, akan dilaksanakan juga ujian tingkat DAN dimulai dari ban Coklat Kyu I ke DAN I, DAN I ke DAN II, DAN II ke DAN III, DAN III ke DAN IV. "Untuk ujian DAN ini sudah dipastikan akan ikut 24 orang, terlepas dari mereka yang saat ini memegang ban Coklat Kyu I," pungkas Lomi. (aln)
Sumber: Timor Express Com

Minggu, Juli 20, 2008

Daftar Atlit INKADO PON XVII/2008 KALTIM

NO NAMA LENGKAP PENGPROV PERGURUAN KELAS YANG DIIKUTI PRESTASI
1 RIO PANTOUW GORONTALO INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -70 KG
2 RISKY SYAHBANA JABAR INKADO KUMITE BEREGU PUTRA
3 RISKY SYAHBANA JABAR INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -70 KG Perunggu
4 SANTI JUWITA S JAMBI INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRI KELAS +60 KG
5 HERMAWAN ALI KALTIM INKADO KATA BEREGU PUTRA
6 SENTOSA KALTIM INKADO KATA BEREGU PUTRA
7 URBANUS PAERING KALTIM INKADO KATA BEREGU PUTRA
8 AFRIANI HASTUTI KALTIM INKADO KATA BEREGU PUTRI
9 HARIYATI KALTIM INKADO KATA BEREGU PUTRI
10 IRAWATI HARIS KALTIM INKADO KATA BEREGU PUTRI
11 HERMAWAN ALI KALTIM INKADO KATA PERORANGAN PUTRA Perunggu
12 AFRIANI HASTUTI KALTIM INKADO KATA PERORANGAN PUTRI Perunggu
13 ADE BAGUS KALTIM INKADO KUMITE BEREGU PUTRA
14 HERIANSYAH KALTIM INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -60 KG
15 ADE BAGUS KALTIM INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -65 KG Emas
16 ADE BAGUS KALTIM INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS BEBAS
17 RIONA KALTIM INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRI KELAS -48 KG Perunggu
18 RAF SANJANI S LAMPUNG INKADO KUMITE BEREGU PUTRA
19 RAF SANJANI S LAMPUNG INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -60 KG
20 IPIN MASWATU PAPUA BARAT INKADO KUMITE BEREGU PUTRA
21 REYNOLD HENRY HEGEMUR PAPUA BARAT INKADO KUMITE BEREGU PUTRA
22 SAFARUDIN BAUW PAPUA BARAT INKADO KUMITE BEREGU PUTRA
23 YULISAR MOTUTY PAPUA BARAT INKADO KUMITE BEREGU PUTRA
24 REYNOLD HENRY HEGEMUR PAPUA BARAT INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -60 KG
25 YULISAR MOTUTY PAPUA BARAT INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -65 KG
26 IPIN MASWATU PAPUA BARAT INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -70 KG
27 HENDRO SALIM SULSEL INKADO KUMITE BEREGU PUTRA
28 SRI HURIANI ARNUS SULSEL INKADO KUMITE BEREGU PUTRI
29 MULYADI NUR SULSEL INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -65 KG
30 ISMAIL ASWAR SULSEL INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -70 KG Emas
31 HENDRO SALIM SULSEL INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -80 KG Emas
32 SRI HURIANI ARNUS SULSEL INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRI KELAS -48 KG
33 ANDI ANITA SULTRA INKADO KATA BEREGU PUTRI
34 KARTINI. AM SULTRA INKADO KATA BEREGU PUTRI
35 MERIYANTI HANGAU SULTRA INKADO KATA BEREGU PUTRI
36 GASMIR GAMGANDRA SULTRA INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS +80 KG
37 LAODE MALIKI SULTRA INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRA KELAS -65 KG
38 MERRY OKTAVIOLIN SUMENDA SULUT INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRI KELAS -53 KG
39 MARTINEL PRIHASTUTI SUMBAR INKADO KUMITE BEREGU PUTRI
40 MARTINEL PRIHASTUTI SUMBAR INKADO KUMITE PERORANGAN PUTRI KELAS -48 KG Emas

Senin, Juli 07, 2008

Inkado Korda Sumut Gelar Turnamen Terbuka

(MEDAN) - Indonesia Karate Do (Inkado) Korda Sumut akan menggelar turnamen karate terbuka pada 26-27 Juli mendatang. Turnamen ini diikuti para karateka Inkado Korda Sumut dan daerah lain seperti NAD, Sumbar, Riau, Daratan dan Kepulauan Riau.

Demikian disampaikan Ketua Binpres Inkado Rawi Khresna SE didampingi Ketua Inkado Korda Sumut Drs Jimmy AB Nikijiwu MM MBA dan Ketua KSH Inkado Prof dr H Bustami Syam di Medan, Sabtu (5/7).

Dijelaskannya, bahwa turnamen tersebut bertujuan memberi kesempatan kepada atlet Inkado, khususnya Korda Sumut untuk menambah jam tanding.

Sementara itu, Jimmy Nikijuluw yang juga Kepala Administrasi Pelabuhan Utama Belawan (Adpel Belawan) menjelaskan bahwa selesai kegiatan tersebut juga akan digelar ujian kenaikan sabuk hitam (DAN) dan pelantikan pengurus Inkado Korda Sumut periode 2008-2013.

Ujian Kyu
Bustami Syam yang juga guru besar Universitas Sumatera Utara (USU) melaporkan bahwa 22 Juni 2008 lalu mengadakan ujian kenaikan tingkat (Kyu).

Ujian diikuti Dojo Miftahussalam, Dojo Darussalam, Dojo USU, Dojo ATKP, Dojo Cabang Sergai, Dojo Open Stage Lubuk Pakam dan Dojo Suka Jadi. Beberapa dojo lain seperti dojo cabang khusus Yonkav 6/Serbu, Dojo Adpel belawan, Dojo Zipur dan lainnya akan diberikan kesempatan ujian susulan disebabkan kedinasan.

Mengenai adanya sekelompok Inkado lain yang mengadakan kegiatan ujian Kyu, Bustami (DAN V Karate-Do) dan Jimmy (DAN-IV) mengatakan kegiatan itu tidak dikenal Inkado Korda Sumut maupun Dewan Guru Inkado. Karena itu, hasil ujian tersebut tidak sah dan tidak dapat digunakan peserta untuk mengambil ujian DAN.

Inkado Korda Sumut akan tetap memberikan kesempatan kepada karatedo Inkado untuk ujian dengan syarat dilatih pelatih yang telah teregistrasi ulang dan dojo mereka telah didaftar ulang sampai tanggal batas pendaftaran 13 Juli bersamaan latihan KSH di Brastagi. Pendaftaran ulang KSH dimaksudkan untuk mendata potensi pemegang sabuk hitam dan selanjutnya diterbitkan kartu KSH oleh Dewan Guru Inkado.

"Jika setelah tanggal 13 Juli tidak daftar ulang, maka yang bersangkutan bukan anggota KSH Inkado Sumut dan kegiatan yang mengatasnamakan Inkado Korda Sumut dianggap pencemaran nama organisasi, " ujarnya.

Sumber: Waspada Online

Selasa, Juni 17, 2008

INKADO Jawara Wirabuana Cup

MAKASSAR, BKM -- Karateke dari perguruan Indonesia Karate-Do (INKADO) Sulsel berhasil meraih pengumpul medali terbanyak Kejuaraan Karate Wirabuana Cup, di Pakkatto, 13-15 Juni 2008. Ajang diikuti peserta dari unsur AD, AL, AU dan unsur Kepolisian serta masyarakat umum.
Kejuaraan yang digelar dalam rangka HUT Kodam VII Wrb ini INKADO Sulsel menurunkan karateka muda potensial yang disebar di berbagai cabang dan ranting di wilayah Rindam VII Wrb berhasil menyabet 7 medali emas, 3 perak dan 6 perunggu.
Ajang ini diikuti sekitar 500 karateka dari tujuh perguruan masing-masing Inkado, Gojukai, KKI, Inkanas, Lemkari, Inkai, Wadokai.
Keberhasilan Inkado menjadi pengumpul medali emas terbanyak dan menjuarai Kumite Beregu di kejuaraan yang ditutup oleh Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo yang juga ketua Forki ini Sulsel.
''Pembinaan atlet dari Korda Inkado Sulsel yang diketuai HA Muallim ini telah berjalan dengan baik dan sukses meraih prestasi gemilang,'' puji Syahrul.
Di PON XVII Kaltim Inkado Sulsel akan mengirim karateka terbaiknya untuk membela Sulsel. Mereka adalahAgus Salim (pelatih), Ismail Aswar kelas 70 kg, Hendro Salim kelas 80 kg, Mulyadi kelas 65 kg dan Sri Huriani kelas 48 kg. (CM1-R6)
Sumber: Berita Kota Makassar

Kamis, Mei 08, 2008

PRESTASI ANAK ASUH JUARA I KEJURDA INKADO SUMBAR

PADANG. Satu lagi anak asuh Rumah Zakat Indonesia Cabang Padang yang berprestasi luar biasa dialah Sri Dewi kartika. Dia adalah anak kedua dari Muhammad Karmin dan Anissa yang sehari- hari bekerja sebagai tukang di bengkel las. Sedangkan ibunya hanya ibu rumahtangga biasa. Keluarga ini tinggal di kontrakan kecil di kecamatan Padang Timur.

Dewi sendiri saat ini masih bersekolah di SMK Kartika Padang kelas dua dan sudah satu tahun lebih Dewi menjadi anak asuh Rumah Zakat Indonesia, “Banyak sekali pengalaman dan materi yang didapat dari pembinaan setiap bulannya oleh kakak mentor,” kenangnya. Uang yang diterima setiap bulan digunakan untuk membiayai sekolah dan mengikuti les tambahan.

Bulan maret lalu tepatnya tanggal 7 - 9 Maret 2008 tengah berlangsung Kejuaraan Daerah ( KEJURDA ) INKADO XII di GOR H. Agus Salim yang dibuka oleh Bapak walikota Padang Fauzi Bahar M.Si. Acara yang diadakan oleh INKADO Sumatera Barat ini merupakan kejuaraan tingkat Sumatra dengan dihadiri oleh 600 lebih peserta dari seluruh propinsi diseluruh Pulau Sumatra.

Saat itu Dewi mengikuti kejuaran tersebut dan dari 40-an peserta yang mengikuti pertandingan dalam kelas ini Dewi meraih sebuah penghargaan yang cukup gemilang yaitu juara pertama dalam komite perorangan putri kelas Yunior (16-17 tahun) 48 Kg. Luar Biasa, Selain mendapatkan penghargaan dari INKADO, Dewi juga mendapatkan medali, tropi, serta sertifikat bahkan dipromosikan dalam event yang akan datang di tingkat Nasional.

Newsroom/Andre Marga Resdian Padang

Sumber: http://www.rumahzakat.org/


Jumat, April 04, 2008

Kontingen Inkado Korda Papua Barat Temui Pemda

Manokwari - Sukses memboyong 11 medali, kontingen Karateka Inkado yang terjun di Kejurnas Makassar akhir bulan lalu, akhirnya datang menemui pemda. Di Sasana Karya, Jumat (4/4) mereka melaporkan keikut sertaannya pada iven tersebut. Dalam laporan ketua panitia yang dibacakan Lazarus Indow terungkap jika dalam Kejurnas sejak 21-23 Maret itu, Manokwari mengikut sertakan 25 atlet. Mereka terjun di beberapa cabang. Satu-satunya emas yang berhasil diraih, disumbangkan Maria Safika Putri yang bertanding di kelas 60 Kg.
Kelas beregu, kontingen ini berhasil meraih peringkat tiga besar di bawah Sulawesi dan DKI Jakarta. Tercatat pula dua atlet yang mengikuti ujian kenaikan dan kemudian berhasil mendapat predikat baik. Sementara tiga karateka yang mengikuti ujian kenaikan Ban, juga berhasil meraih predikat baik.
Lazarus berharap, pemda mendukung iven yang sama Mei nanti. Agar bakat dan potensi yang dimiliki karateka daerah ini dapat terus ditingkatkan. Bupati yang diwakili Asisten II Nimbrod Kambu BA berterimakasih bagi prestasi yang dibawa kontingen ini pulang. Mereka telah berhasil menancapkan nama Manokwari di tingkat Nasional dengan meraih peringkat tiga besar.
“Ini prestasi yang bagus dan harus ditingkatkan karena nama kita sudah mulai masuk ke jajaran Nasional bersama daerah unggulan lainnya,” jelas Nimbrod dalam sambutannya.
Tapi ia berpesan atlet yang berhasil meraih medali, jangan merasa puas. “Teruslah berlatih agar meraih hasil yang lebih bagus dalam iven-iven mendatang, baik daerah maupun nasional,” pintanya. (bsr)
Sumber: Cahaya Papua

Kamis, Maret 27, 2008

Kejurnas Inkado, Sumbar Raih Emas

Walau berhasil meraih satu emas pada Kejurnas Institut Karate-Do Indonesia (Inkado) di Makasar Sulawesi Selatan dan menempati urutan ke-12, ternyata Pengda Inkado Sumbar berhasil menempati urutan ke-3 ditingkat Sumbar.
Satu emas untuk Inkado Sumbar tersebut berhasil diraih Andri Fadlin yang turun pada kata perorangan usia dini, di final, karateka berbakat Inkado Sumbar ini berhasil menumbangkan Iskandar Muda (Sulsel) dengan skor 4 - 1. Juara umum dalam Kejurnas Inkado ini ditempati Inkado Sulawesi Selatan (20-15-32), disusul Kalimantan Timur (8 - 10 - 8) dan DKI Jakarta (5 - 7 - 2).

“Untuk Sumatera kita mampu menduduki posisi ketiga. Posisi pertama di Sumatera ditempati Sumatera Utara (2 - 2 -3) dan posisi kedua diduduki Lampung (2 - 0 - 3).Secara teknik para karateka tidak kalah dengan daerah lain. Cuma kita kalah pengalaman,” ujar Ketua Umum Inkado Sumbar Deddy SH didampingi Sekum Sahurman kepada POSMETRO kemarin. Kejurnas ini juga diisi dengan acara penyerahan penghargaan DAN V kepada Menpora dan DAN IV kepada Kapolda Sulsel Irjen Pol Sisno Ajiwinoto, Dan Rindam Sulsel Kolomel Inf Robert R Lukmen Pow.

Bonus Khusus

Keberhasilan Andri Fadlin Rivai meraih satu emas pada Kejurnas ini mendapat berkah tersendiri bagi karateka masa depan Sumbar ini. Betapa tidak, Inkado Sumbar berencana akan memberikan bonus khusus kepada Andri Fadlin Rivai. “Untuk memberi memotivasi kepada karateka lainnya, kami berencana akan menyediakan bonus kepada Andri Fadlin Rivai.

Bonus ini tidak untuk merusak mental Andri, namun untuk memotivasinya agar latihan lebih keras lagi dan memberi penghargaan karena dia sudah mampu mengharumkan nama Inkado Sumbar di nasional.” ungkap Deddy. Kejurnas ini juga memberikah berkah tersendiri bagi Inkado Sumbar, pasalnya, tiga karateka senior mereka yakni Jasman, Alfira dan Sahurman dipercaya menjadi wasit dan juri.”Kita juga cukup bangga dengan dipercayanya tiga karateka senior tersebut untuk menjadi wasit nasional,” terangnya. (can)
Sumber: Pos Metro Padang

Minggu, Maret 23, 2008

Sulsel Juara Umum Kejurnas Inkado

Laporan: Aswan Ahmad/Taufiq Nadsir, tribuntimurcom@yahoo.com
Makassar, Tribun -- Tuan rumah Sulsel berhasil memenuhi ambisinya menjadi yang terbaik pada kejuaraan nasional Indonesia Karate Do (Inkado) 2008. Pada akhir penyelengaraan yang digelar di GOR Sudiang, Minggu (23/3), Sulsel keluar sebagai juara umum Perolehan medali Sulsel, ema (20), perak (14), dan perunggu (32). Sementara di posisi kedua ditempati Tim Kalimantan Timur dengan perolehan medali emas (8), perak (10), perunggu (9) disusul DKI Jakarta, emas (5), perak (7), dan perunggu (2).
Medali emas terakhir Sulsel dipersembahkan oleh mantan atlet Sea Games Thailand 2007, Hendro Salim, pada pertandingan best of the best. Sekretaris Provinsi Sulsel, Muallim, berharap prestasi yang diraih atlet Sulsel bisa dipertahankan.
"Kejurnas ini sangat bergengsi dan berjalan sukses. Sulsel tidak hanya berhasil sebagai tuan rumah tapi juga dalam prestasinya," kata Muallim yang juga Ketua Kordinator Daerah Indonesia Karate-do (Korda Inkado) Sulsel ini saat menutup acara.
Ketua Panitia, Saggaf Saleh, mengatakan, kejuaraan ini diikuti 58 korda/cabang/rantin se- Indonesia. Sementara kategori yang dipertandingkan masing-masing pra pemula (usia dini) usia 9-11 tahun, pemula(12-13 tahun), kadet (14-15 tahun), yunior (16-17 tahun), dan senior (18 tahun ke atas).
Pada acara penutupan turut hadir dan menyerahkan hadiah instri pendiri Inkado, Ny Baud Adi Kusuma. Kegiatan ini diikuti 1033 atlet dari seluruh Indonesia.(*)

Sumber: Tribun Timur

Sabtu, Maret 22, 2008

Inkado Siap Jadi Penyumbang Karateka Berprestasi

JAKARTA--MI: Ketua Umum Pengurus Pusat Indonesia Karate-do (Inkado) Yorrys Raweyai menyatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya siap untuk menjadi penyumbang karateka berprestasi untuk mewakili bangsa di berbagai turnamen internasional.

"Inkado sudah memulai proses pembibitan sejak usia 12 tahun dan saat ini memiliki setidaknya 800 orang atlet dan tidak ada kekhawatiran kekurangan bibit-bibit atlet berprestasi," kata Yorrys di Kejurnas Inkado 2008 di GOR Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (21/3). Kejurnas yang diikuti 1.033 karateka dari 21 daerah itu dibuka secara resmi oleh Menpora Adhyaksa Dault.

Menurut Yorrys, yang juga anggota DPR RI dari Partai Golkar itu, kejuaraan nasional yang mempertandingkan seluruh kelompok umur tersebut digelar secara teratur untuk melihat sejauh mana prestasi yang telah dicapai karateka dari Inkado.

"Hasilnya sudah terlihat di SEA Games 2007 lalu ketika Ismail Anwar yang berasal dari Inkado berhasil meraih medali emas," kata Yorrys yang juga mantan Ketua Umum Pemuda Pancasila itu.

Selain Ismail Anwar, salah satu dari trio kata yang merebut emas di SEA Games 2007, menurut Yorrys, juga berasal dari Inkado. yaitu Faisal Zainuddin.

Sementara itu Menpora Adhyaksa Dault mengatakan, ia mengharapkan wasit karateka Indonesia memperkuat lobi di percaturan internasional agar karateka Indonesia tidak dirugikan dalam berbagai turnamen, "Karateka adalah cabang olahraga yang tidak terukur sehingga sangat tergantung kepada keputusan wasit. Kalau wasit Indonesia tidak punya kemampuan lobi, maka atlet bisa dirugikan," katanya,

Seperti yang sering dikemukakan dalam berbagai kesempatan, Adhyaksa juga menegaskan bahwa pemerintah sudah mulai memperhatikan kesejahteraan atlet berprestasi, diantaranya dengan pemberian bonus dan rumah senilai Rp100 juta bagi mantan atlet nasional. "Tahun ini, pemerintah siap untuk menerima sebanyak 1.000 atlet berprestasi sebagai pegawai negeri sipil," katanya menambahkan.

Kejurnas yang akan berlangsung sampai Minggu (23/3) itu mempertandingkan lima kategori umur, yaitu pra-pemula (usia dini), pemula, kadet, junior dan senior. Tuan rumah Sulsel yang merupakan juara bertahan, mengirim atlet terbanyak, yaitu 174 atlet, diikuti Papua Barat dengan 109 atlet. (Ant/OL-03)

Sumber: http://www.mediaindo.co.id/

Jumat, Maret 21, 2008

Inkado Siap Jadi Penyumbang Karateka Berprestasi

21 March 2008, 09:17 pm
JAKARTA–MI:Ketua Umum Pengurus Pusat Indonesia Karate-do (Inkado) Yorrys Raweyai menyatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya siap untuk menjadi penyumbang karateka berprestasi untuk mewakili bangsa di berbagai turnamen internasional.
Inkado sudah memulai proses pembibitan sejak usia 12 tahun dan saat ini memiliki setidaknya 800 orang atlet dan tidak ada kekhawatiran kekurangan bibit-bibit atlet berprestasi, kata Yorrys di Kejurnas Inkado
2008 di GOR Sudiang, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (21/3).
Kejurnas yang diikuti 1.033 karateka dari 21 daerah itu dibuka secara resmi oleh Menpora Adhyaksa Dault.
Menurut Yorrys, yang juga anggota DPR RI dari Partai Golkar itu, kejuaraan nasional yang mempertandingkan seluruh kelompok umur tersebut digelar secara teratur untuk melihat sejauh mana prestasi yang telah dicapai karateka dari Inkado.
Hasilnya sudah terlihat di SEA Games 2007 lalu ketika Ismail Anwar yang berasal dari Inkado berhasil meraih medali emas, kata Yorrys yang juga mantan Ketua Umum Pemuda Pancasila itu.
Selain Ismail Anwar, salah satu dari trio kata yang merebut emas di SEA Games 2007, menurut Yorrys, juga berasal dari Inkado. yaitu Faisal Zainuddin.
Sementara itu Menpora Adhyaksa Dault mengatakan, ia mengharapkan wasit karateka Indonesia memperkuat lobi di percaturan internasional agar karateka Indonesia tidak dirugikan dalam berbagai turnamen, Karateka adalah cabang olahraga yang tidak terukur sehingga sangat tergantung kepada keputusan wasit. Kalau wasit Indonesia tidak punya kemampuan lobi, maka atlet bisa dirugikan, katanya,
Seperti yang sering dikemukakan dalam berbagai kesempatan, Adhyaksa juga menegaskan bahwa pemerintah sudah mulai memperhatikan kesejahteraan atlet berprestasi, diantaranya dengan pemberian bonus dan rumah senilai Rp100 juta bagi mantan atlet nasional.
Tahun ini, pemerintah siap untuk menerima sebanyak 1.000 atlet berprestasi sebagai pegawai negeri sipil, katanya menambahkan.
Kejurnas yang akan berlangsung sampai Minggu (23/3) itu mempertandingkan lima kategori umur, yaitu pra-pemula (usia dini), pemula, kadet, junior dan senior.
Tuan rumah Sulsel yang merupakan juara bertahan, mengirim atlet terbanyak, yaitu 174 atlet, diikuti Papua Barat dengan 109 atlet. (Ant/OL-03)
Sumber: Media Indonesia Com

Kamis, Maret 06, 2008

31 Atlet Inkado Lolos Selekda

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Sekitar 31 karateka lolos seleksi daerah (selekda) untuk mengikuti kejuaraan nasional (kejurnas) di Jakarta, 7--9 April.
Seleksi daerah yang diadakan Pengurus Daerah Indonesia Karate-Do (Pengda Inkado) Lampung itu diikuti 86 karateka yang berasal dari empat daerah, Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Utara, dan Tanggamus, Minggu (5-3), di Gedung Sesat Agung, Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR), Way Halim, Bandar Lampung.
Ketua Pengda Inkado Lampung Untung Subroto mengatakan seleksi itu merupakan upaya mencari bibit karateka yang berprestasi. "Kejurnas baru tahun ini diadakan. Tahun lalu, kami mengikuti kejuaraan wilayah Jawa-Sumatera dan masuk urutan kedua perolehan medali," ujarnya. Kejuaraan wilayah yang diadakan di Pekabaru, Riau, Juli 2005, kontingen Inkado Lampung berkekuatan 38 karateka berhasil meraih 19 medali, terdiri enam emas, dua perak, dan sebelas perunggu.
Menurut Untung, atlet yang berasal dari Inkado banyak yang menjadi karateka andalan dalam kejurnas, bahkan kejuaraan tingkat Asia Tenggara.
Sementara itu, Ketua Komisi Teknik Pengda Inkado Lampung Sugianto mengatakan dalam seleksi, Lampung akan mengikuti kelas kumite dan kata. n KIS/O-1
Sepakbola: Pengurus Persilat Skors Enam Pemain
GUNUNGSUGIH (Lampost): Pupusnya impian Persatuan Sepakbola Lampung Tengah (Persilat) menjuarai kompetisi Divisi III PSSI Lampung di Stadion Sumpah Pemuda, Way Halim, beberapa waktu lalu, lantaran enam pemain intinya diskors pengurus.
Pada ajang itu, Persilat hanya menempati posisi runner-up di bawah Persilamtim, dari dua kali menang, satu seri, dan satu kalah.
Ketua Umum Persilat A. Sukirno, Minggu (5-3), mengatakan diskorsnya keenam pemain itu lantaran melanggar aturan yang disepakati melalui AD/ART Persilat.
Menurut dia, keenam pemain andalan Persilat tersebut meminta pengurus menyediakan Rp50 ribu untuk pemain dalam setiap pertandingan. Usulan tersebut, menurut Sukirno, tidak masuk akal jika melihat jumlah pemain Persilat yang mencapai 30 orang. Mereka dianggap tidak memahami aturan.
"Kami selaku pengurus terkejut mendengar usulan keenam pemain yang disampaikan wakil mereka, Juwares," katanya.
Padahal, kata dia, kesepakatan pemain dan pelatih kepala Sugiono sudah jelas. Para pemain hanya diberi uang transportasi dan makan.
Namun, kata dia, dengan sisa pemain yang ada, Persilat mampu menempati posisi kedua dan mengharumkan nama Lamteng. n CK-2/O-1
Kartini Cup: Pesilat Kota Metro Dulang Enam Emas
METRO (Lampost): Persilat Kota Metro berhasil melampaui target medali emas pada Kartini Cup yang digelar di Gedung BPG Pahoman, Bandar Lampung, Sabtu (4-3).
Dari sepuluh kabupaten/kota yang berlaga, duta IPSI Metro mampu mendulang enam medali emas melalui kategori dewasa putri. Pada kategori itu, dari enam medali emas yang disediakan, lima pesilat Metro berhasil meraih gelar.
Keenam emas itu dipersembahkan pesilat Eka Susanti dan Marianika di kelas A, Nelentika (kelas C). Di kelas D, perolehan emas diambil Yossi, Yulia Agustina dan Siti Jainawah (E dan F).
Kota Metro berada di posisi atas perolehan medali dan berhak menjadi duta Lampung mengikuti kejurnas di Jakarta mendatang.
Selain Metro, pesilat Tanggamus juga berhasil memenuhi obsesi mereka dengan meraih empat emas. Sedangkan tuan rumah Bandar Lampung hanya berhasil mencuri dua emas.
Penelitian-Pengembangan (Litbang) dan Prestasi IPSI Kota Metro Suwandi menuturkan kemenangan itu bukan berarti sudah puas. Pasalnya, keenam pesilat itu harus lebih meningkatkan latihan untuk menghadapi kejurnas di Jakarta.
Ketua Harian IPSI Metro Sudarso mengakui keunggulan yang dicapai itu menjadi kebanggaan. Pasalnya, mempersiapkan atlet ke Kartini Cup dalam kondisi terbatas.
Banyak pesilat Metro yang yang berbobot nasional, ujarnya. Namun, belum didukung sarana dan prasarana yang memadai. n CAN/O-1
Sumber: Lampung Post

Selasa, Februari 26, 2008

Kejurnas Inkado 2008

Kejurnas Inkado 2008
Tidak kurang dari 1.500 karateka perguruan karete Inkado (Institut Karate-do) se Indonesia akan mengikuti kejuaraan nasional karate di Makasar 18-21 Maret mendatang. Mereka datang dari 30 pengurus daerah Inkado seluruh Indonesia."Beberapa dari mereka ada yang diproyeksikan menjadi atlet masa depan Indonesia untuk SEA Games 2009 dan 2011," kata Ketua Umum Inkado, Yoris T Raweyai di kantor Mennegpora, Selasa (26/2). Anggota DPR dari Partai Golkar ini menjelaskan juga, kejuaraan tersebut merupakan agenda tahunan perguruan yang dipimpinnya dan sekaligus menjadi ajang pencarian atlet berbakat yang berpotensi dimasukkan ke pelatnas jangka panjang. (Wem Fauzi)
Sumber: Suara Karya

Jumat, Februari 22, 2008

Inkado Adakan Gashuku Ujian Sabuk

:: jusuf rachman atja ::

Pengurus Cabang Inkado Luwu Timur mulai sabtu-minggu tanggal 23-24 Pebruari 2008 akan melaksanakan Gashuku sekaligus ujian naik sabuk. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Dojo Inkado Jl Timor Pontada Sorowako.

Gashuku dan ujian naik sabuk akan diikuti para karateka yang ada di Luwu Timur. Peserta ujian diperkirakan mencapai sekitar 150 orang.

Kegiatan ini adalah merupakan kalender tahunan Pengcab Inkado Luwu Timur. Oleh Amran Syam, SH Ketua Keluarga Sabuk Hitam (KSH) Luwu Timur yang juga pemengang dan IV menyatakan bahwa kegiatan ini adalah tradisi dalam dunia karatedo dimana disini pula nantinya KSH akan mengevaluasi, sudah sejauhmana penerapan tehnik karate yang didapatkan para karateka di masing-masing ranting tempat latihan. Selain itu menjadi wahana untuk saling mengenal sesama para karateka yang ada dimasing-masing ranting. Selain itu momen ini juga akan dijadikan ajang seleksi untuk mencari atlet yang akan memperkuat karateka Inco Luwu Timur pada kejurnas karate bulan maret 2008 di Makassar.


Sumber: http://sorowako.net/